Bagaimana Bisa Perempuan Nikah 100 Kali, Kisah Putroe Neng Yang Cantik Jelita
Perempuan Menikah 100 Kali, Kisah Putroe Neng
Kisah Putroe Neng, yang dikenal sebagai Nian Nio Lian Khi, adalah sebuah legenda yang sangat populer di Aceh dan sekitar Indonesia. Berikut adalah ringkasan kisahnya:
Asal Usul dan Peran Sejarah
Putroe Neng adalah seorang perempuan perkasa asal Tiongkok yang diutus untuk memimpin peperangan di Aceh. Ia dikenal sebagai laksamana perempuan cantik dan memiliki peran penting dalam sejarah Aceh.
Perjalan Hidup dan Pernikahan
Sebelum memeluk Islam, Putroe Neng menikah dengan Sultan Meurah Johan, seorang pangeran di Aceh. Namun, Sultan Meurah Johan meninggal pada malam pertama pernikahan mereka[2][5].
Kisah Putroe Neng | Sesi |
Asal Usul dan Peran Sejarah
Putroe Neng adalah seorang perempuan perkasa asal Tiongkok yang diutus untuk memimpin peperangan di Aceh. Ia dikenal sebagai laksamana perempuan cantik dan memiliki peran penting dalam sejarah Aceh.
Perjalan Hidup dan Pernikahan
Sebelum memeluk Islam, Putroe Neng menikah dengan Sultan Meurah Johan, seorang pangeran di Aceh. Namun, Sultan Meurah Johan meninggal pada malam pertama pernikahan mereka[2][5].
Kematian Para Suaminya
Video:
Video:
Menikah 100 Kali, kok bisa?
Setelah kematian Sultan Meurah Johan, Putroe Neng menikah dengan 99 lelaki lainnya. Konon, setiap suami yang menikahinya meninggal pada malam pertama pernikahan.
Penyebab kematian ini diyakini karena ada racun yang ditanam dalam kemaluan Putroe Neng oleh neneknya untuk melindungi cucunya dari kekerasan seksual.
Penyelamat Terakhir
Syeikh Syiah Hudam, seorang ulama yang menikahi Putroe Neng setelah 99 suami sebelumnya, berhasil mengeluarkan racun tersebut dari kemaluan Putroe Neng. Racun itu kemudian dibuang ke laut dan gunung.
Makam dan Warisan
Makam Putroe Neng terletak di Lhokseumawe dan merupakan salah satu bukti sejarah yang terabaikan. Makam ini dipugar pada tahun 1987 dengan sumber dana APBN.
Syeikh Syiah Hudam, seorang ulama yang menikahi Putroe Neng setelah 99 suami sebelumnya, berhasil mengeluarkan racun tersebut dari kemaluan Putroe Neng. Racun itu kemudian dibuang ke laut dan gunung.
Makam dan Warisan
Makam Putroe Neng terletak di Lhokseumawe dan merupakan salah satu bukti sejarah yang terabaikan. Makam ini dipugar pada tahun 1987 dengan sumber dana APBN.
Penjaga makam, Kamariah, menyebutkan bahwa cerita tentang kematian suami-suami Putroe Neng masih menjadi perbincangan hangat di Aceh.
Join the conversation