Pelajaran Berharga dari Secarik Kertas Yang Bertuliskan "Maaf ini Kos Bukan Rumah Pribadi"

Pelajaran berharga dari sebuah teguran
Hari ini pulang kantor agak siangan, mengapa? Memang agak lain, perut ini kurang bersahabat sembelit gak karuan. Akhirnya saya putuskan ke kamar mandi di kosan biar nyaman dan bisa langsung istirahat.

Sampai di kosan kondisi parkiran memang sudah penuh, hanya tersisa dua slot parkiran kosong. Cuma posisinya berhadapan langsung dengan pintu keluar kosan. Tanpa berlama-lama berhubung kondisi diatas, langsung saya ambil posisi kosong sebelah kanan.

Ilustrasi Marah | Pexels

Saya pun langsung ke kamar mandi kost agar permasalahan segera tuntas. Sampai di kamar mandi gak jadi buang air, perut masih sembelit mungkin karena masuk angin kali. Ya sudah nyalakan TV, rebahan, sambil skrol-skrol HP.

Beberapa saat, atasan saya telepon (kebetulan satu kosan). Memberitahu saya bahwa mobil menghalangi orang yang mau keluar kost. Saya pun dengan sigap mengambil kunci dan bergegas ke depan untuk memindahkan mobil saya.

Baru turun ke bawah, jumpa seorang pemuda dengan tergesa-gesa namun tetap senyum sambil bilang "Bang...eh...Pak, mobilnya menghalangi pintu keluar". Saya jawab, "Siap bang, makasi infonya!".

Saya pun bergegas memindahkan mobil ke depan kost, posisinya nyebrang di depan dan tidak menghalangi lagi pintu masuk/keluar. Saya matikan mesin, kemudian turun dan jalan ke belakang mobil.

Melipir di samping mobil, sejenak saya berdiri di belakang mobil. Namun saya melihat di kaca belakang ada secarik kertas yang dijepit wiper, bertuliskan: "MAAF INI KOS BUKAN RUMAH PRIBADI". Sejenak tertegun sambil mikir-mikir, otak kadal bergumam "Gak sengaja keles, gitu aja sampe tulis-tulis!".

Astagfirullah, sambil elus dada...kok otak kadal ini ego amat! Gimana kalo saya berganti posisi dengan pemuda tadi. Mungkin marahnya bisa lebih dari tulisan diatas. Apalagi kalau ada urgent, pastinya kesel banget. 

Pelan-pelan secarik kertas itu saya ambil, wiper saya rapikan. Saya ulang lihat tulisan itu, nampak ditulis pake pulpen bergaris-garis agar terlihat jelas dan mudah dibaca dari jauh. Sambil nyebrang ke arah kost, akhirnya otak kadal dapat dilumpuhkan oleh otak baik. 

Kemudian saya buka pintu kamar dan sedikit merenung. Dalam hidup ini kita seringkali mendapatkan teguran dari orang lain. Teguran itu bisa datang dari keluarga, teman, atau orang yang sama sekali belum kita kenal (seperti tulisan ini).

Jika kita tanggapi dengan negatif, dapat dipastikan akan berkepanjangan dan bisa menimbulkan hal-hal negatif. Ujung-ujungnya dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain.

Akan tetapi jika teguran itu kita tanggapi dengan positif, maka hasilnya pun kemungkinan akan positif. Teguran atau peringatan itu adalah sebuah bentuk peringatan, perhatian, bahkan motivasi agar lebih baik. 

Saat seseorang memberikan teguran kepada kita, itu berarti mereka peduli dengan kita. Mereka ingin melihat kita berubah dan menjadi lebih baik. Jadi janganlah marah atau tersinggung ketika mendapatkan teguran. Tarik nafas dalam-dalam, renungkan benang merahnya, siapa yang salah, kemudian ambil hikmahnya, dan solusinya bagaimana?

Tapi tidak semua teguran itu baik dan membangun. Ada juga teguran yang mungkin tidak adil atau memiliki unsur negatif. Jangan biarkan hal itu merusak semangat kita untuk terus berada di jalur positif. Ambil nilai positif dari teguran tersebut dan abaikan sisi negatifnya.

Kita pun dapat memberikan peringatan  atau teguran kepada keluarga, teman, atau orang lain jika mereka melakukan kesalahan atau melanggar norma-norma. Kita harus memberi tahu mereka dengan baik dan bijaksana. 

Dalam memberikan peringatan atau teguran, kita harus jeli melihat situasi dan kondisi. Jangan sampai niat baik kita menjadi masalah atau membahayakan kita sendiri. Seperti pepatah bilang "Menolong anjing yang terjepit". Jika kondisinya memungkinkan lakukan tujuan baik tersebut. "Tolonglah anjing yang terjepit menggunakan alat dan pelindung badan".

Kritik, saran, atau teguran adalah bentuk perhatian yang bertujuan untuk membantu mereka menjadi lebih baik, bukan untuk menyakiti perasaan mereka. Tapi itu tidak mudah dan indah seperti yang kita bayangkan.

Jika kita masuk lebih dalam teguran juga bisa datang dalam bentuk kegagalan. Ketika kita gagal dalam sesuatu, itu sebenarnya adalah sebuah teguran dari kehidupan. Kegagalan mengajarkan kita untuk lebih gigih dan pantang menyerah. 

Teguran parkir menghalangi pintu kost | Dokumen Pribadi

Jadi janganlah takut gagal, tetapi gunakanlah kegagalan tersebut sebagai motivasi untuk mencoba lagi dan menjadi lebih baik. Namun yang paling dekat dan sulit adalah teguran kepada diri sendiri. Kapanpun dimanapun selama kita sadar dan dapat mengambil hikmah kita dapat memberikan teguran kepada diri sendiri.

Evaluasi diri secara objektif dan berani mengakui kesalahan. Tegurlah diri sendiri ketika berbuat salah, tapi juga berikan pujian ketika melakukan hal yang baik. Rayakan dengan perasaan gembira dan tunjukan kebahagiaanmu. Tutuplah rapat-rapat jika kita mendapatkan kesedihan kecuali kepada Tuhan dan orang-orang yang paling kita percaya.

Mari kita ubah pandangan kita tentang peringatan atau teguran dengan positif. Lihatlah peringatan atau teguran tersebut sebagai motivasi untuk tumbuh dan belajar. Terima teguran dengan hati terbuka, berikan teguran dengan bijaksana, dan tegurlah diri kita sendiri ketika itu diperlukan. 

Ingatlah bahwa teguran adalah langkah menuju kebaikan mungkin juga sebuah kesuksesan. Jangan takut akan peringatan atau teguran, jadikan diri kita sebagai pribadi pembelajar untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik di kemudian hari.

Salam hangat,
Lhokseumawe, 20 Desember 2023