Menelusuri Jejak Tapak Tuan Yang Masih Menjadi Legenda di Kabupaten Aceh Selatan

Halo rekan-rekan kali ini saya mau bahas salah satu tempat wisata favorit di Kabupaten Aceh Selatan - Provinsi Aceh.

Tempat wisata tersebut yaitu situs Tapak Tuan yang sampai saat ini masih menjadi legenda di masyarakat Aceh Selatan.

Apabila dijangkau dari Banda Aceh memang cukup jauh yaitu mencapai 434 km, kurang lebih ditempuh jalan darat selama 8 jam 22 menit.

Tapak Tuan

Jika rekan-rekan berada di Aceh Jaya - Kota Meulaboh, jaraknya lebih dekat yaitu sekitar 199 km atau ditempuh jalan darat sekitar 4 jam 8 menit. 

Perjalanan menuju ke Tapak Tuan - Aceh Selatan melalui jalur lintas barat, rekan-rekan tidak akan bosan-bosannya karena dihidangkan dengan pemandangan yang indah. Mulai dari pantai yang bagus sampai dengan gunung yang indah pemandangannya. 

Jalan yang kita tempuh pun cukup nyaman karena jalan yang kita lewati memiliki ruas yang lebar dan halus, hanya ada beberapa ruas kecil saja yang rusak.

Pemandangan indah akan kita temukan mulai dari Aceh Besar. Kita dapat melihat hamparan pasir putih sepanjang jalan. Sebelah kanan pohon-pohon hutan rimbun yang masih alami menghiasi sepanjang jalan.

Tapak Tuan merupakan situs yang tercetak di batu karang berupa telapak kaki raksasa. Telapak kaki yang tercetak yaitu kaki sebelah kanan.

Ukuran kaki raksasa ini mencapai 6,2 m diameternya. Letak Tapak Tuan sendiri berada tepat di pinggir tebing pantai Aceh Selatan - di Kota Tapak Tuan.

Kota Tapak Tuan sendiri namanya diambil dari situs ini, sehingga sampai saat ini nama Tapak Tuan melekat pada kota dan situs ini. 

Menurut informasi dari warga setempat bahwa Tapak Tuan ini merupakan jejak telapak kaki Syech Tuan Tapa.  Ia merupakan orang sakti mandra guna dan sangat taat kepada Allah SWT. 

Ia merupakan seorang petapa yang tinggal di atas gunung Kota Tapak Tuan. Tidak diketahui kegiatannya dia saat bertapa namun muncul saat ada perang antara pasukan Kerajaan India dengan dua Naga yang berasal dari China. 

Awal mula cerita Tapak Tuan berasal dari terdamparnya seorang bayi perempuan di Samudera India. Bayi perempuan tersebut berasal dari kerjaan Asralanoka. 

Bayi tersebut terombang ambing di lautan, setelah sekian lama akhirnya ditemukan oleh dua naga (sepasang laki-lai dan perempuan) yang berasal dari China. 

Naga tersebut membesarkan bayi perempuan tersebut dengan penuh kasih sayang. Setelah menginjak dewasa, informasi keberadaan gadis tersebut tercium sampai ke India (Kerajaan Asralanoka).

Maka pihak kerajaan Asralanoka pun mengutus pasukan kerajaan untuk menjemput gadis dari tangan Sang Naga. Usahanya tersebut menghadapi jalan buntu, kedua naga tersebut menolak anak gadisnya diberikan kepada pihak kerajaan.
 
Saya berada di lokasi

Perseteruanpun terjadi pihak kerajaan memaksa untuk tetap mengambil gadis tersebut dari tangan Sang Naga. Pertempuran pun tidak dapat dihindari, pasukan kerajaan dengan naga terlibat perang sahsyat di tengah lautan.

Kedahsyatan perang tersebut membangunkan Tuan Tapa yang ada di puncak gunung. Tuan Tapa pun akhirnya turun untuk melerai. Ia meloncat dari atas gunung ke atas karang yang ada di pinggir pantai.

Telapak kaki kanannya tercetak di karang yang saat ini jadi situs telapak kaki. Tuan Tapa pun berusaha mencoba menyelesaikan masalah. Namun kondisi malah berbalik, Tuan Tapa diserang oleh kedua naga tersebut.

Akhirnya Tuan Tapa terlibat pertarungan yang sangat sahsyat. Pertarungan tersebut dimenangkan oleh Tuan Tapa. 

Tuan Tapa menyerahkan gadis tersebut ke pihak kerajaan. Namun pihak kerajaan jadinya memilih Aceh Selatan sebagai tempat kembali.

Setelah pertarungan selesai, Tuan Tapa hilang secara misterius. Menurut informasi masyarakat setempat dan tokoh sejarah. Tuan Tapa meninggal di Kelurahan Padang Kecamatan Tapaktuan.

Di tempat ini terdapat makam yang sangat panjang, lokasinya tidak jauh dari Masjid Tua yang berada di dekat pantai selatan. 

Untuk mencapai lokasi tempat ini memang medannya lumayan sulit, namun saat ini jalurnya sudah ada perbaikan.

Jarak tempuh hanya 100 m dari parkiran. Rekan-rekan harus melewati batu-batu besar yang berjejer sepanjang pantai.

Sekalipun sekarang sudah dibuat jalan / tangga kayu, rekan-rekan harus tetap hati-hati karena tangga kayunya ada beberapa yang sudah rapuh.

Rekan-rekan harus berhati-hati jangan sampai menginjakan kaki ke tangga kayu yang sudah rapu. Kaki rekan-rekan bisa saja terkilir atau jatuh menimpa karang-karang yang tajam di bawahnya.

Jalan ini dapat mempermudah akses masuk/ keluar. Sebelumnya mencapai 30 menit ditempuh dengan jalan di atas karang satu  ke karang lain. Saat ini hanya memakan waktu 10 menit (lebih efisien).

Sebelum melanjutkan perjalanan menuju lokasi Tapak Tuan, di tempat tersebut ada penjaganya yang bertugas untuk menjaga kelestarian tempat tersebt. Bagi pengunjung pestugas meminta retribusi Rp. 5.000 per orang.

Jangan ditanya kalau pemandangan laut, di sekitar Tapak Tuan ini pemandangan lautnya sangat indah. Kita disuguhkan dengan laut lepas yang membiru, laut yang menghampar sampai Samudera Hindia.

Kita juga dapat mengambil foto tepat di sekitar telapak kaki Tuan Tapak (Tapak Tuan). Namun hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan, jangan sampai rekan-rekan terjatuh / terpeleset. 

Penasaran dengan tempat wisata yang satu ini, silahkan rekan-rekan datang langsung ke tempat ini. Mari kita majukan tempat wisata Tapak Tuan - Kabupaten Aceh Selatan.