Menikmati Keindahan Pantai Lhoknga di Aceh Besar - Provinsi Aceh

Aceh bagian barat memang surganya pantai, mulai dari Banda Aceh sampai Aceh Singkil pantainya sangat indah.

Pemandangannya sangat indah, pasirnya putih, airnya jernih, dihiasi dengan gugusan karang yang menghampar sejauh mata memandang.

Pantai Lhoknga saat sunset

Pantai barat provinsi Aceh memang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia (laut lepas) sehingga pemandangannya sangat luas sejauh mata memandang.

Salah satu pantai yang sangat cantik yang akan saya bahas kali ini yaitu Pantai Lhoknga di Kabupaten Aceh Besar.

Pantai ini berada di bagian barat Aceh Besar, tepatnya arah menuju ke Aceh Jaya (Meulaboh). Rekan-rekan dapat menempuh jarak 31,6 Km dari Banda Aceh, atau sekitar 45 menit perjalanan darat. Jika dari Bandara Sultan Iskandar Muda perjalanan sekitar 42 Km atau 54 menit.

Pantai Lhoknga dapat dijadikan salah satu destinasi liburan rekan-rekan saat berada di Banda Aceh. Lokasinya cukup dekat, akses jalan menuju ke tempat ini dapat dilalui melalui mobil dan motor dengan nyaman.

Jalannya mulus sampai tujuan, mungkin ada beberapa lokasi yang dekat dengan pantai jalannya masih berbatu atau tanah. Tapi aman untuk di lalui oleh berbagai jenis kendaraan kok.

Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup tinggi, cocok untuk para surfer yang ingin menikmati uniknya ombak di Pantai Lhoknga.

Berdasarkan informasi ombak untuk para surfer ini sangat unik, tidak ada di pantai-pantai lain. Ombak unik tersebut ada sekitar bulan November sampai dengan Februari setiap tahunnya. Makanya banyak sekali bule yang surfing di daerah sini.

Bule-bule ini pun sangat senang dengan kondisi alam di Aceh karena masih alami dan bersih. Untuk penginapan sendiri mereka pada umumnya menginap di bungalow atau rumah-rumah warga sekitar.

Memang saya akui pantai-pantai di Aceh ini sangat indah, tidak kalah dengan pantai-pantai di Bali yang sudah mendunia loh.

Hal yang perlu ditingkatkan yaitu terkait pengelolaan dan keterbukaan pemerintah daerah terhadap pariwisata yang ada di Aceh.

Pasir Putih

Jika dikelola dengan baik, pariwisata merupakan sumber devisa yang tidak akan ada habisnya. Jika dikelola dengan baik maka akan mengalir terus sumber pendapatan baik untuk penduduk lokal maupun pemerintah daerah.

Pariwisata di Aceh sepertinya perlu penataan yang cukup panjang, baik dari segi infrastruktur, regulasi, maupun keterbukaan masyarakat lokal terhadap pengelolaan tempat-tempat wisata tersebut.

Regulasi yang tepat dan berimbang menjadi solusi untuk pariwisata Aceh, mulai dari agama, budaya dan nilai luhur Aceh dapat dipertahankan dengan baik, akan tetapi kemajuan dan perekonomian semakin baik.

Pantai Lhoknga buka mulai dari pagi sampai dengan sore hari, pada umumnya pagi buka mulai dari jam 06.00 sampai jam 19.00 wib. Namun ada beberapa lokasi yang tetap buka sampai malam (sekitar jam 21.00).

Sebagian besar masyarakat setempat menyarankan untuk menghentikan segala aktivitas pada pukul 18.00 wib. Hal ini untuk menjaga adab dan keselamatan dari para pengunjung di pantai ini.

Berdasarkan sejarah Tsunami di Aceh, daerah ini merupakan salah satu pantai yang habis diterjang oleh bencana tersebut. Ribuan penduduk di wilayah ini meninggal saat terjadinya bencana.

Jika melihat foto udara pasca bencana Tsunami 15 tahun silam, daerah ini rata bersih diterjang Tsunami. Hanya satu bangunan yang tersisa di daerah Lampuuk yaitu Masjid Rahmatullah.

Masjid ini tetap kokoh berdisi sampai saat ini, ini merupakan salah satu bukti kuasa Allah SWT. Rumah-Nya dipertahankan dari bencana yang sangat dahsyat tersebut. Ini semata-mata mengingatkan kita bahwa tidak ada yang kuasa selain Dia, dan kita pun akan kembali kepada-Nya.

Kita disarankan untuk masuk ke penginapan atau rumah masing-masing keculai ke masjid untuk melaksanakan ibadah solat.

Pantai Lhoknga ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun dari luar kota saat-saat liburan seperti ini (liburan sekolah, tahun baru, atau hari-hari besar lainnya).

Pengunjung lokal pada umumnya berasal dari Banda Aceh, Aceh Besar, sedangkan pengunjung dari luar kota seperti Pidi, Pidi Jaya, Lhokseumawe maupun dari Medan.

Pengunjung luar kota memilih Pantai Lhoknga sebagai alternatif pilihan kedua setelah Sabang. Jika mereka sudah ke Sabang namun masih ada waktu berlibur, mereka masih menyempatkan untuk mengunjungi tempat ini.

Hal lain jika tiket Ferry ke Sabang sudah habis ataupun waktu liburannya mepet, Pantai Lhoknga merupakan pilihan yang tepat. Selain lebih dekat juga lebih hembat biayanya.

Wisatawan asing yang datang ke Pantai Lhoknga ini dari berbagai penjuru dunia, namun pada umumnya mereka berasal dari Jerman dan Francis.

Pantai ini cocok untuk semua kalangan, mulai dari kelurga yang memiliki anak kecil, remaja, maupun para surfer.

Kondisi pantainya landai dengan pasir putih yang menghampar luas, airnya jernih dan dangkal, jarak 200 meter ke laut rekan-rekan akan berhadapan dengan ombak yang cocok untuk surfing.

Jarak sekirat 5-20 meter di pinggir pantai airnya cukup tenang, rekan-rekan dapat berenang dan bermain sepuasnya.

Menjelang sore hari tempat ini akan semakin ramai karena pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan sunset. Sunset di tempat ini terlihat sangat jelas dan indah, karena pantai lepas sejauh mata memandang.

Rekan-rekan dapat mengabadikan keindahan alam di tempat ini dengan sepuasnya. Selain keindahan alamnya ada beberapa spot yang di design instagramable, jadi bisa update status sepuasnya.

Sambil menikmati keindahan alam di Pantai Lhoknga, rekan-rekan dapat menikmati kuliner yang tersedia seperti indomie, nasi goreng, ikan bakar, dan ada juga beberapa cafe yang menyediakan berbagai jenis kopi Aceh.

Makanan dan jajanan di tempat ini harganya tergolong standard, tidak terlalu mahal seperti tempat-tempat wisata yang sudah terkenal.

Para surfer

Contohnya indomie dengan telur dan sayur berkisar Rp. 10.000 - 15.000, jus atau minuman lainnya sekirat Rp. 5.000 - 15.000, nasi goreng 15.000, ayam penyet/goreng Rp. 20.000 - 25.000.

Tempat penginapan pun harganya bervariasi mulai dari Rp. 150.000 per malam sampai dengan Rp. 1.000.000 tergantung fasilitas dan lokasinya.

Jika rekan-rekan sebagari surfer dan tidak membawa papan surfingnya di tempat ini juga disediakan penyewaan papan surfing. Harganya berkisar Rp. 50.000 - 100.000 per jam, jadi rekan-rekan tinggal merogoh kocek dan langsung bisa seluncuran sepuasnya.

Nah untuk rekan-rekan yang berjaga-jaga agar tidak tenggelam di tempat ini juga disediakan penyewaan pelampung. Harga pelampung pun cukup murah mulai dari Rp. 10.000 - 15.000 per pcs.

Pada umumnya untuk pelampung ini diberikan waktu pakai selama dua jam, tapi jika tidak banyak pengunjung pantai yang sewa, kita dapat memakainya sepuasnya.

Jadi tunggu apa lagi rekan-rekan, ayo ramaikan pantai ini agar perekonomiannya jalan dan kita mendapatkan kepuasan berlibur di sini.